Wednesday, May 1, 2013

Ideology


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesiakan makalah Pendidikan Kewarganegaraan ini tanpa ada suatu halangan apapun. Makalah ini dibuat sebagai tugas individu MID semester genap .
Makalah ini bertemakan tentang ideology tang di dalamnya membahas tentang suatu kasus yang berhubungan dengan ideologi , yaitu kasus kekerasan yang terjadi di STPDN yang sekarang sudah berubah menjadi IPDN. Dalam kasus ini akan di jelaskan peranan ideologi di lingkungan kampus dan faktor-faktor ideologi yang menyebabkan terjadinya kekerasan di STPDN.
Semoga  makalah ini bermanfaat bagi pembaca , kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi perbaikan makalah-makalah yang akan datang.
Wasalamu’alaikum wr.wb.



                                                                                    Semarang, 17April 2013
                                                                                    Penulis





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
STPDN, tadinya institut pendidikan ini merupakan salah satu institute favorit yang diidam-idamkan oleh banyak generasi Indonesia. Itulah sebabnya ribuan orang berlomba-lomba untuk dapat memasuki STPDN. Namun nama besar STPDN itu ternyata tidak menjamin bagusnya system pendidikan di STPDN. Pada tahun 2000 lalu , masyarakat Indonesia dikejutkan dengan fakta meninggalnya seorang praja STPDN bernama Erie Rakhman. Kali ini mengenai tewasnya Wahyu Hidayat, yang diketahui tewas setalah mendapat pukulan bertubi-tubi dari seniornya, pada tahun 2003 lalu kedua peristiwa ini tentunya membuat masyarakat sadar , nama besar STPDN bukanlah jaminan bagusnya system pendidikan di sana. Kabar terakhir juga terungkap kasus kematian Cliff Muntu, seorang siswa IPDN dari Sulawesi Utara, akibat dipukuli beramai-ramai oleh kakak kelasnya.
Ketiga kasus ini sudah cukup untuk menunjukan  kebobrokan yang terjadi pada system pendidikan STPDN , khususnya dalam bidang ideologi.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka dapat kita rumuskan masalahnya sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan ideology ?
2.      Sejauh mana peran ideology berpengaruh terhadap kekerasan ideogi yang terjadi di STPD ?
3.      Faktor-faktor ideology apa saja yang menyebabkan lingkaran kekerasan di STPDN tetap berlangsung ?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari ideology
2.      Mengetahui  apakah peran ideology berpengaruh terhadap kekerasan yang terjadi di STPDN dan mengetahui faktor-faktor ideology yang menyebabkan terjadinya kekerasan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ideologi
Dari segi etimologisnya , ideology terdiri dari 2 kata yaitu idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, dan cita-cita , Sedangkan logos berarti ilmu. Secara harfiah , ideolgi berarti ilmu pengetahuan tentang ideide , atau ajaran tentang pengertian dasar.
Ideologi sendiri dapat dimasukan dalam kategori pengetahuan yang bersifat subjektif , karena ideology menghasilkan kebenaran-kebenaran yang dapat diterima dan diyakini sebagai tujuan akhir . Ideologi bersumber pada filsafat sehingga dalam pelaksanaanya , ideology sering disama artikan dengan filsafat . Namun sebenarnya ideology dan filsafat itu adalah 2 hal yang berbeda . Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa ideology adalah keseluruhan system ide serta gagasan yang bersifat relatif . Selain bersumber pada filsafat , ideology juga bersumber pada ajaran agama, atau pandangan hidup tertentu.
Mengenai sifatnya, ideology mempunyai 4 sifat yaitu powe oriented, dogmatism oriented , totalitarianism oriented , dan estabilishment oriented. Totalitarism oriented artinya ideology mempunyai sifat total , karena engikat semua orag yang menerima ideology tersebut. Dogmatism oriented berarti ideology selalu meminta kesetiaan tegas tanpa kompromi . Estabilishment oriented yaitu bahwa ideology sering dipakai sebagai alat politik dari elit politik yang berkuasa dalam mempertahankan status quo-nya.
B.     Peran Ideologi
Salah satu pera ideolgi adalah sebagai panduan , ideology mencanangkan seperangkat patokan tentang bagaimana manusia seharusnya bertindak dan bertingkah laku , disamping tjuan dan cara mencapai tujan itu. Seirng dengan fungsinya , ideology menyajiakan saluran-saluran yang dapat dipakai untuk mewujudkan ambisi pribadi atau kelompok , hak dan kewajiban, dan parameter yang menyangkut harapan pribadi dan anggota masyarakat.
Kekerasan yang terjadi di STPDN merupakan suatu peristiwa yang sudah mengakar lama dalam sejarah keberadaan STDN di Indonesia . Banyak dari masyarakat yang menyalahkan pemerintah , karena pemerintah tidak mengambil langkah apa-apa untuk mengatasi permasalahan tersebut. Namun sebenarnya pemerintah telah mengambil langkah dengan cara mengadili praja STPDN yang terlibat dalam kekerasan tersebut . Pemerintah juga mengubah nama STPDN dengan IPDN dengan harapan system pendidikan dapat menjadi lebih baik , namu hal tersebut tidak menjawab permasalahan tersebut.
C.     Faktor-faktor Ideologi yang menyebabkan lingkaran kekerasan di STPDN
Lingkaran kekerasan STPDN sendiri berlangsung karena adanya 2 faktor , yaitu faktor ideology dari senior dan faktor ideology dari yunior . Ideologi dari senior yang dimaksud di sini dapat di bagi menjadi 2 hal :
1.      Karena para senior itu sudah terbiasa degan tradisi kekerasan itu menjadi anggapan wajar di tempat tersebut , meski amat bertentangan dengan ideology dalam masyarat sendiri.
2.      Karena seorang senior sudah terbiasa dengan lingkaran kekerasan , maka individu itu akan mendefinisikan hubungan sosialnya dengan symbol kekerasan individu ini boleh jadi akan terbiasa bertingkah laku represif kapan pun dan dimana pun.
Kedua hal tersebut terjadi karena adanya penyimpangan-penyimpangan ideology , yang terjadi dalam kalangan praja STPDN.
Terbentuknya lingkaran kekerasan tesebut juga diakibatkan karena ada kontibusi dari yuniornya sendiri. Sedikitnya ada 3 faktor yang mempengaruhi ideology , yang dapat membantu kian solidnya lingkaran kekerasan tersebut.


1.      Compliance
Yunior patuh dan tak melawan karena hal ini dianggap oleh yang bersankutan sebagai usaha menghindarkn diri dari hukuman yang lebih keras
2.      Identifikasi
Pada cara berfikir ini yunior tabah dalam menerima deraan karena ia tidak mau dieluarkan dari kelompok . Dorongan untuk tetap taba dan perlahan-lahan mulai mencari pembenaran atas kekerasan yang berlangsung. Proses inilah yang nantinya akan membekali para praja berlaku kejam pada mahasiswa yang dating kemudian.
3.      Internalisasi
Pada tahap ini yunior berusaha menyerap semua yang di dapat di kampus sebagai sesuatu yang baik . Pandangan atau nilai pribadi dikalahkan agar dapat menerima apa-apa yang baru dijumpai meski disadari hal tersebut buruk. Proses inilah yang nantinya akan melahirkan senior yang kaya akan death insting , yang melakukan penganiayaan berat sebagai kesenangan.
Ketiga faktor tersebut juga merupakan contoh penyimpangan-penyimpangan ideology yang terjadi di kalangan praja yunior di STPDN. Ketiga penyimpangan ideology tersebut kian membantu makin kukuhnya lingkaran kekerasan yang terjadi di STPDN.











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Lingkaran kekerasan STPDN sebenarnya terrjadi karena faktor kebobrokan ideology yang terjadi di kalangan praja yunior dan senior yang sudah mengakar lama. Dan pera ideolgi sebagai panduan bertingkah laku dan bertindak  sebagaimana yang ada di dalam pancasila tidak di terapkan dalam kehidupan kampus STPDN sehingga mereka dalam bertindak hanya mengikuti tradisi yang sudah berjalan di sana yaitu denga jalan kekerasan.

B.     Saran
Sebaiknya peran ideology dalam STPDN harus segera di terapkan oleh masing-masing praja dan nilai-nilai tentang ajaran dan pengetahuan dasar  ideology juga harus di perbaiki agar mereka sadar kekerasan bukanlah sesuatu yang baik dan harus segera di tinggalkan.











MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“KEBOBROKAN IDEOLOGI YANG TELAH MENGAKAR”





Disusun oleh :
Nama                    : Suci Astuti
NIM                      : 7211412120
Jurusan                  : Akuntansi




UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013