KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
wr.wb
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
saya bisa menyelesiakan makalah Pendidikan Kewarganegaraan ini tanpa ada suatu
halangan apapun. Makalah ini dibuat sebagai tugas individu MID semester genap .
Makalah
ini bertemakan tentang ideology tang di dalamnya membahas tentang suatu kasus
yang berhubungan dengan ideologi , yaitu kasus kekerasan yang terjadi di STPDN
yang sekarang sudah berubah menjadi IPDN. Dalam kasus ini akan di jelaskan
peranan ideologi di lingkungan kampus dan faktor-faktor ideologi yang
menyebabkan terjadinya kekerasan di STPDN.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca , kritik
dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi perbaikan makalah-makalah
yang akan datang.
Wasalamu’alaikum
wr.wb.
Semarang,
17April 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
STPDN, tadinya institut pendidikan ini merupakan
salah satu institute favorit yang diidam-idamkan oleh banyak generasi
Indonesia. Itulah sebabnya ribuan orang berlomba-lomba untuk dapat memasuki
STPDN. Namun nama besar STPDN itu ternyata tidak menjamin bagusnya system
pendidikan di STPDN. Pada tahun 2000 lalu , masyarakat Indonesia dikejutkan
dengan fakta meninggalnya seorang praja STPDN bernama Erie Rakhman. Kali ini mengenai
tewasnya Wahyu Hidayat, yang diketahui tewas setalah mendapat pukulan
bertubi-tubi dari seniornya, pada tahun 2003 lalu kedua peristiwa ini tentunya
membuat masyarakat sadar , nama besar STPDN bukanlah jaminan bagusnya system
pendidikan di sana. Kabar terakhir juga terungkap kasus kematian Cliff Muntu,
seorang siswa IPDN dari Sulawesi Utara, akibat dipukuli beramai-ramai oleh
kakak kelasnya.
Ketiga
kasus ini sudah cukup untuk menunjukan kebobrokan yang terjadi pada system pendidikan
STPDN , khususnya dalam bidang ideologi.
B. Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang masalah di atas maka dapat kita rumuskan masalahnya sebagai
berikut :
1. Apakah
yang dimaksud dengan ideology ?
2. Sejauh
mana peran ideology berpengaruh terhadap kekerasan ideogi yang terjadi di STPD
?
3. Faktor-faktor
ideology apa saja yang menyebabkan lingkaran kekerasan di STPDN tetap
berlangsung ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian dari ideology
2. Mengetahui apakah peran ideology berpengaruh terhadap
kekerasan yang terjadi di STPDN dan mengetahui faktor-faktor ideology yang
menyebabkan terjadinya kekerasan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ideologi
Dari segi etimologisnya , ideology terdiri dari 2
kata yaitu idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, dan
cita-cita , Sedangkan logos berarti ilmu. Secara harfiah , ideolgi berarti ilmu
pengetahuan tentang ideide , atau ajaran tentang pengertian dasar.
Ideologi
sendiri dapat dimasukan dalam kategori pengetahuan yang bersifat subjektif , karena
ideology menghasilkan kebenaran-kebenaran yang dapat diterima dan diyakini
sebagai tujuan akhir . Ideologi bersumber pada filsafat sehingga dalam
pelaksanaanya , ideology sering disama artikan dengan filsafat . Namun
sebenarnya ideology dan filsafat itu adalah 2 hal yang berbeda . Ada juga
pendapat yang mengatakan bahwa ideology adalah keseluruhan system ide serta
gagasan yang bersifat relatif . Selain bersumber pada filsafat , ideology juga
bersumber pada ajaran agama, atau pandangan hidup tertentu.
Mengenai sifatnya, ideology mempunyai 4 sifat yaitu
powe oriented, dogmatism oriented , totalitarianism oriented , dan
estabilishment oriented. Totalitarism oriented artinya ideology mempunyai sifat
total , karena engikat semua orag yang menerima ideology tersebut. Dogmatism
oriented berarti ideology selalu meminta kesetiaan tegas tanpa kompromi .
Estabilishment oriented yaitu bahwa ideology sering dipakai sebagai alat
politik dari elit politik yang berkuasa dalam mempertahankan status quo-nya.
B. Peran
Ideologi
Salah satu pera ideolgi adalah sebagai panduan ,
ideology mencanangkan seperangkat patokan tentang bagaimana manusia seharusnya
bertindak dan bertingkah laku , disamping tjuan dan cara mencapai tujan itu.
Seirng dengan fungsinya , ideology menyajiakan saluran-saluran yang dapat
dipakai untuk mewujudkan ambisi pribadi atau kelompok , hak dan kewajiban, dan
parameter yang menyangkut harapan pribadi dan anggota masyarakat.
Kekerasan
yang terjadi di STPDN merupakan suatu peristiwa yang sudah mengakar lama dalam
sejarah keberadaan STDN di Indonesia . Banyak dari masyarakat yang menyalahkan
pemerintah , karena pemerintah tidak mengambil langkah apa-apa untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Namun sebenarnya pemerintah telah mengambil langkah
dengan cara mengadili praja STPDN yang terlibat dalam kekerasan tersebut .
Pemerintah juga mengubah nama STPDN dengan IPDN dengan harapan system
pendidikan dapat menjadi lebih baik , namu hal tersebut tidak menjawab
permasalahan tersebut.
C. Faktor-faktor
Ideologi yang menyebabkan lingkaran kekerasan di STPDN
Lingkaran kekerasan STPDN sendiri berlangsung karena
adanya 2 faktor , yaitu faktor ideology dari senior dan faktor ideology dari
yunior . Ideologi dari senior yang dimaksud di sini dapat di bagi menjadi 2 hal
:
1. Karena
para senior itu sudah terbiasa degan tradisi kekerasan itu menjadi anggapan
wajar di tempat tersebut , meski amat bertentangan dengan ideology dalam
masyarat sendiri.
2. Karena
seorang senior sudah terbiasa dengan lingkaran kekerasan , maka individu itu
akan mendefinisikan hubungan sosialnya dengan symbol kekerasan individu ini
boleh jadi akan terbiasa bertingkah laku represif kapan pun dan dimana pun.
Kedua
hal tersebut terjadi karena adanya penyimpangan-penyimpangan ideology , yang
terjadi dalam kalangan praja STPDN.
Terbentuknya lingkaran kekerasan tesebut
juga diakibatkan karena ada kontibusi dari yuniornya sendiri. Sedikitnya ada 3
faktor yang mempengaruhi ideology , yang dapat membantu kian solidnya lingkaran
kekerasan tersebut.
1. Compliance
Yunior patuh dan tak
melawan karena hal ini dianggap oleh yang bersankutan sebagai usaha
menghindarkn diri dari hukuman yang lebih keras
2. Identifikasi
Pada cara berfikir ini
yunior tabah dalam menerima deraan karena ia tidak mau dieluarkan dari kelompok
. Dorongan untuk tetap taba dan perlahan-lahan mulai mencari pembenaran atas
kekerasan yang berlangsung. Proses inilah yang nantinya akan membekali para
praja berlaku kejam pada mahasiswa yang dating kemudian.
3. Internalisasi
Pada tahap ini yunior
berusaha menyerap semua yang di dapat di kampus sebagai sesuatu yang baik .
Pandangan atau nilai pribadi dikalahkan agar dapat menerima apa-apa yang baru
dijumpai meski disadari hal tersebut buruk. Proses inilah yang nantinya akan
melahirkan senior yang kaya akan death insting , yang melakukan penganiayaan
berat sebagai kesenangan.
Ketiga faktor tersebut
juga merupakan contoh penyimpangan-penyimpangan ideology yang terjadi di
kalangan praja yunior di STPDN. Ketiga penyimpangan ideology tersebut kian
membantu makin kukuhnya lingkaran kekerasan yang terjadi di STPDN.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkaran
kekerasan STPDN sebenarnya terrjadi karena faktor kebobrokan ideology yang
terjadi di kalangan praja yunior dan senior yang sudah mengakar lama. Dan pera
ideolgi sebagai panduan bertingkah laku dan bertindak sebagaimana yang ada di dalam pancasila tidak
di terapkan dalam kehidupan kampus STPDN sehingga mereka dalam bertindak hanya
mengikuti tradisi yang sudah berjalan di sana yaitu denga jalan kekerasan.
B. Saran
Sebaiknya peran
ideology dalam STPDN harus segera di terapkan oleh masing-masing praja dan nilai-nilai
tentang ajaran dan pengetahuan dasar
ideology juga harus di perbaiki agar mereka sadar kekerasan bukanlah
sesuatu yang baik dan harus segera di tinggalkan.
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“KEBOBROKAN IDEOLOGI YANG TELAH
MENGAKAR”
Disusun oleh :
Nama : Suci Astuti
NIM : 7211412120
Jurusan
: Akuntansi
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013